Melihat realitas yang ada, seakan-akan solidaritas Islam yang ada hanya slogan belaka. Karena masih banyaknya perselisihan yang terjadi di internal umat Islam. Misalnya tentang amaliyah sehari-hari, hanya berbeda pemahaman menjadikan golongan satu dengan yang lain saling menjatuhkan bahkan mengkafirkan padahal semuanya memiliki dalil yang mendasar pada Al-Qur'an dan Hadits.
Jumhur Ulama memberikan 3 solusi atas ikhtilaf pemahaman tersebut: pertama, Konsep tanawwu' al-'ibadah (keragaman cara beribadah). Kedua, konsep al-mukhti'u fi al-ijtihad lahu ajr (yang salah dalam berijtihad pun mendapat ganjaran). Ketiga, konsep la hukma lillah qabla ijtihad al-mujtahid (Allah belum menetapkan suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan oleh seorang mujtahid) artinya hasil ijtihad itulah yang merupakan hukum Allah bagi masing-masing mujtahid. Ketiga konsep tersebut dapat dipahami sebagai sikap tasamuh. Dengan tasamuh perbedaan dipahami sebagai keindahan dalam satu kesatuan. Firman Allah QS. Ali Imran 103 : “Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah kalian bercerai-berai…” dan QS. Al Anfal : “Taatlah kamu sekalian kepada Allah dan RasulNya dan janganlah berbantah-bantah karena akan menyebabkan kalian menjadi gentar dan kekuatan kalian menjadi hilang…”. Dari kedua ayat ini dapat kita petik bahwa Ukhuwah Islamiyah sangat penting untuk menyatukan seluruh umat Islam dalam satu barisan sehingga tidak mudah terpecah belah oleh pengaruh dari eksternal maupun dari internal umat Islam sendiri. Dan mampu bertahan ataupun melawan apabila terancam oleh musuh.
Solidaritas Islam secara global
Islam tidak hanya mengajarkan bahwa rasa solidaritas itu hanya dikhususkan bagi internal umat Islam sendiri. Di dalam Islam rasa solidaritas juga ditujukan kepada sesama makhluk ciptaan Allah (Ukhuwwah 'Ubudiyyah), sesama manusia (human solidarity/ukhuwwah insaniyah), sebagai warga Negara (sebangsa dan setanah air) (ukhuwwah wathaniyyah wa an nasab). Ketiga ukhuwwah tersebut menempatkan umat Islam sebagai bagian dari masyarakat dunia dan bagian dari alam. Dimana di dalam segala perbedaan yang ada (masyarakat dunia yang majemuk) umat Islam sebagai salah satu warna di antara warna-warni suku, ras, dan agama yang ada. Islam adalah salah satu warna pelangi sehingga menjadikan pelangi itu indah. Hal ini sesuai dengan fitrah Islam sebagai “rahmatan lil 'alamin”.
Sebagai makhluk sosial, umat Islam hidup berdampingan dengan umat yang lain. Terutama di Indonesia setidaknya terdapat enam agama yang di akui oleh pemerintah. Rasa solidaritas sebagai warga Negara Indonesia untuk bersama-sama membangun Negara yang tercinta ini. Mengenai perbedaan keyakinan, Islam mengajarkan konsep tasamuh (toleransi) yaitu bagaimana kita menghargai eksistensi agama lain dan kita tetap teguh pada “La ilaha illa Allah”. Firman Allah : “(bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak (perlu ada) pertengkaran diantara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nya-lah kembali (putusan segala sesuatu)” (QS. Asy-Syura : 15). Dan “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku” (QS. Al-Kafirun : 6). Dengan sikap-sikap tersebut membuktikan bahwa Islam membawa kasih sayang bagi semua orang.
Solidaritas untuk Palestina
Pada tanggal 27 Desember lalu dunia terhenyak, khususnya umat Islam sedunia. Penyerangan Zionis Israel ke Jalur Gaza Palestina telah mencabik-cabik hati umat Islam sekaligus melukai rasa kemanusiaan. Sampai hari ini seribu lebih korban meninggal dan berapa ribu lagi yang luka-luka, wanita dan anak-anak menjadi korban paling banyak. Di sana tidak terlihat lagi senyuman, tertawa kecil yang menggemaskan dari anak-anak Palestina. Yang terlihat hanyalah wajah ketakutan dan wajah yang berhiaskan lumuran darah. Setiap hari tiada lagi terdengar lantunan rebana yang menyenandungkan syair-syair Islami, semua tergantikan oleh suara dentuman bom dan jeritan rakyat Palestina dan raungan tangis anak Palestina. Masjid-masjid kini tinggal puing-puing berserakan, tak terlihat lagi negeri damai, negeri yang di kelilingi tempat-tempat sujud. Negeri yang damai itu menjadi negeri hantu, negeri yang menakutkan. Rakyat Dunia mengutuk serangan tersebut, di berbagai tempat dibelahan dunia aksi menentang serangan tersebut terus bergejolak.
Disinilah perlunya kesadaran, Kesadaran akan gerakan solidaritas muslim untuk membantu rakyat Palestina. Al-hamdulilah, genjatan senjata akhirnya tercapai, dan semoga untuk selama-lamanya. Sehingga rakyat Palestina dapat hidup dengan normal kembali layaknya kita. Sekarang mereka butuh bantuan untuk perbaikan Gaza, dan mari kita bahu-mambahu untuk membantu saudara kita di Palestin dengan 3 D: DANA, mengumpulkan dana untuk maksud tersebut, baik dalam bentuk uang, benda, obat-obatan dll.
DO'A, Dengan memohon do'a kepada Rabbul Jalali mudah-mudahan derita Palestina segera berakhir. Misalnya dengan Qunut Nazilah
DAKWAH, yaitu menghimbau umat Islam supaya menyampaikan amar ma'ruf dan nahi munkar, terutama menunjukkan solidaritas.#.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar